Tebuireng – Peringatan Hari Santri Nasional di Pesantren Al-Chodidjah Tebuireng berlangsung dengan khidmat pada pagi ini. Seluruh asatidz-asatidzah dan santriwati berpartisipasi dalam upacara bendera yang menjadi puncak acara. Diawali dengan pengibaran bendera merah putih dan lantunan lagu kebangsaan Indonesia Raya, suasana kebersamaan dan semangat nasionalisme terpancar jelas di wajah para peserta.
Selesai pengibaran bendera, dilanjutkan dengan pembacaan ikrar santri. Suara para santri menggema, menandakan keseriusan mereka dalam berikrar untuk terus menuntut ilmu kapan pun dan di mana pun, serta menjaga akhlak yang baik. Amanat upacara disampaikan oleh Gus Variz Muhammad Mirza, yang menyampaikan pesan mendalam tentang makna menjadi seorang santri.
“Santri bukan hanya mereka yang tinggal di pesantren, tetapi siapa pun yang berkomitmen untuk menuntut ilmu dan berakhlak mulia. Cinta tanah air adalah bagian dari iman, kita makan, minum, bahkan bersujud di tanah air Indonesia. Karena itu, kita harus menjaga dan mencintai negeri ini. Agama adalah anugerah yang membimbing hidup kita, dan menghormati budaya serta guru merupakan bentuk adab yang harus selalu dipegang teguh,” tutur Gus Variz dalam amanatnya.
Acara ditutup dengan semangat melalui nyanyian Ya Lal Wathon dan Mars Hari Santri yang dinyanyikan bersama dengan penuh antusiasme. Lagu-lagu tersebut menggelorakan semangat para santri untuk terus mencintai bangsa dan agama, menjadikan mereka sebagai garda terdepan dalam menjaga nilai-nilai keislaman dan kebangsaan.